Belakangan ini, istilah “berpikir positif” terdengar di
mana-mana. Secara umum, pengertiannya adalah “Jika aku selalu berpikir bahwa
hal itu baik untukku, stres tidak akan menghampiri.” “Jika aku selalu
menanggapi secara konstruktif, hasilnya akan baik.” Bahkan di dunia medis pun,
ada istilah “berpikir positif”. Jiwa
dan raga tak pernah putus berdialog. Jadi, hal-hal yang ada dalam pikiran kita
bukanlah konsep abstrak belaka karena diakui bahwa pikiran pasti berwujud dan
aktif secara ragawi.
Jika kita menanggapi
sesuatu dengan penolakan, di dalam tubuh akan muncul zat-zat yang antara lain
akan mempercepat proses penuaan dan pertumbuhan sel-sel kanker. Sebaliknya,
bila kita bereaksi secara positif dan bersyukur, organ memproduksi zat-zat yang
akan membuat tubuh kita tetap muda dan sehat. Adanya mekanisme ini di dalam
tubuh dapat dibuktikan secara medis.
Mengapa
Berpikiran Negatif Membuat Kita Sakit?
Orang yang membiasakan
diri berpikir positif juga memiliki resistensi kuat terhadap penyakit.
Sementara, mereka yang senantiasa berpandangan negatif akan cepat jatuh sakit.
Bahkan dengan kondisi dan gaya hidup yang sama pun, ada yang memiliki kesehatan
prima dan ada pula yang gampang sakit. Meskipun konsep ini tidak selaku
berlaku, cara pandang memiliki arti sangat penting bagi kesehatan kita.
Sebenarnya, zat apa yang
pembentukannya di dalam tubuh bergantung pada pola pikir tersebut? Zat-zat itu
secara umum dikenal dengan hormon. Hormon-hormon terpenting yang terkait dengan
cara pandang adalah adrenalin, noradrenalin, beta-endorfin, dan enkefalin. .lengkapnya Dapatkan majalahnya di agen sirkulasi kami di kota anda atau toko buku Gramedia dan Gunung Agung)
Atau berlangganan langsung disini
Atau berlangganan langsung disini
Posting Komentar