Halloween party ideas 2015

Hampir saja ilmu khusyu’ tidak menjadi perhatian para ahli , sehingga tidak ada yang memasukkan sebagai disiplin ilmu. Akibatnya , beratus-ratus tahun dunia pendidikan Islam di dunia tidak menghasilkan sarjana di bidang ilmu khusyu’. Tidak seperti bidang ilmu yang lainnya yang telah menghasilkan sarjana ilmu hadist,ilmu tauhid, ilmu tasawuf, ilmu filsafat, ilmu psikologi Islam dan lain sebagainya.
 
Tidak ada penjelasan secara rinci apa alasan tidak menjadikan ilmu khusyu’ sebagai ilmu tersendiri dan dapat dipelajari secara ilmiah. Padahal ilmu-ilmu seperti tauhid, tasawuf dan psikologi merupakan ilmu yang membahas wilayah yang sama. Yaitu ilmu tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tentang realitas perasaan manusia (psikis) dan tentang manusia dengan sesuatu yang bersifat batin yang lainnya.
 
Kalau ilmu khusyu’ dianggap sesuatu yang tidak dapat dijadikan dasar ilmu, dengan alasan tidak dapat diukur. Lantas bagaimana dengan halnya ilmu psikologi , ilmu tauhid, yang juga sulit mengukur kedalaman tauhid atau jiwa setiap orang. Kecuali hanya mengukur gejala-gejala yang dihasilkan secara empiris, yaitu perilaku seseorang. Jika demikian halnya , maka ilmu khusyu’ seharusnya dapat dijadikan potensi  dasar ilmu pengetahuan , karena menghasilkan sebuah perilaku yang dapat diukur berupa akhlakul karimah.
Ibnu Qayyim berkata : Menurut pendapat para ahli makrifat, baiknya perilaku lahiriah merupakan tanda baiknya perilaku bathinnya.Dikuatkan oleh Firman Allah :
 
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.
dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( QS, Al Ankabuut,29 :45)
 
Ayat ini memberikan keterangan bahwa shalat mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar sekaligus sebagai alat ukur perilaku manusia. Jika shalatnya baik maka perilakunya akan baik, jika shalatnya tidak baik pasti perilakunya tidak baik. Hal ini harus dilakukan dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh ketentuan sunnah. Terutama memahami ilmu mengenal Tuhan dan tujuan hidup sebagai hamba-Nya. Tanpa memahami kedua hal ini mustahil manusia mampu menjalankan shalat dengan baik dan khusyu’. oleh karena itu untuk menuju jalan ini diperlukan tahapan pemahaman makna dan memasuki secara praktis.


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.