Halloween party ideas 2015

Tidak sedikit orang berkata, saya seorang spiritualis, tetapi bukan seorang religius. Ungkapan ini mungkin ada benarnya. Namun, yang tidak bisa dipahami adalah ketika SQ beredar di Indonesia dan menjadi semacam training-training. Sesungguhnya mereka tengah dilanda kebingungan untuk membedakan antara mana yang disebut emotional intelligence dan mana yang disebut spiritual intelligence. Ditengah kebingungannya itu lalu mereka mengambil jalan pintas dengan menggabungkan keduanya tanpa ada batasan yang jelas.

Maka, tampak pendangkalan disana sini, bahkan terkesan sangat dipaksakan. Gejala pendangkalan semacam ini, sesungguhnya telah lama mengusik perhatian sebagian ulama, kiyai-kiyai dan spiritualis sufi di Indonesia.


Kita begitu gandrung dengan istilah kecerdasan spiritual (SQ). Sehingga training SDM pun bermunculan untuk membentuk kecerdasan spiritual dengan berbagai metode. Menjadi seorang spiritualis kini bisa ditempuh dengan mudahnya. Apalagi setelah hasil riset otak berhasil menemukan titik tuhan (God Spot), sehingga ketenangan jiwa bisa direkayasa melalui musik alphamatik atau zat kimia, seperti endorpin, dopamin dan serotonin. Padahal kaum sufi menempuh jalan spiritual begitu panjang dan berliku dengan beruzlah, ber’itikaf dan berzikir.


Karya Ustad Abu Sangkan ini, dengan gamblang dan jelas, tanpa bikin jidat mengkerut, membongkar kekeliruan kita dalam memahami spiritualitas agar tak terjebak dari berbagai berhala spiritual. Beliau membedah tuntas tentang apa dan bagaimana berspiritual. Intinya beliau ingin menjelaskan duduk perkara dengan sejernih-jernihnya tentang kerancuan spiritual antara God-spot, Sufi-Spot dan Mad-Spot.


Terkadang, Ilmuwan memahami sesuatu yang mistis dikaitkan dengan perubahan kimiawi dalam otak seseorang atau reaksi listrik terhadap temporal lobes (Lobus Temporal yaitu bagian otak yang berada tepat di bawah pelipis). Bahwa seseorang yang terkena penyakit skizophrenia disamakan dengan orang yang sedang mendapatkan pengalaman mistis bagi pejalan spiritual. Nabi Muhammad mengalami pengalaman mistis yaitu ketika mendapatkan wahyu di Ji’rana. Tubuhnya menggigil dan berkeringat, terdengar suara orokan seperti sedang tidur mendengkur agak keras. Bagi ilmuwan, pengalaman Nabi ini hanya dilihat dari aspek luar saja, bukan dari mana asal peristiwa tersebut. Sehingga, setiap yang berkaitan dengan getaran tubuh pastilah dikaitkan dengan pusat syaraf yang bergerak, sehingga menimbulkan guncangan kepada seluruh tubuh. Hal ini sulit dibedakan antara orang yang sedang mengalami depresi atau mengalami kerusakan pada otak, reaksi serangan penyakit epilepsi, virus maningitis dengan pengalaman spiritual.


Sebagai orang Islam, sebaiknya kita tidak terkecoh dengan hasil temuan dari penelitian para neurolog spiritual diatas. Mereka menemukan pengalaman spiritual yang banyak dialami meditator atau spiritualis yang memiliki persepsi sendiri. Tentu saja, hal ini tidak bisa dibandingkan dengan apa yang dialami para nabi dan rasul yang mengalami pengalaman spiritual yang sangat tinggi. Pengalaman spiritual para nabi tak dapat dibandingkan dengan para penyembah berhala, atau penyembah Tuhan yang masih bisa dipersepsikan , karena sama sekali berbeda dengan konsep ketuhanan Islam yang utuh; ketuhanan murni yang tidak bisa dipersepsikan oleh pikiran atau apapun; inilah tauhid.


Buku bisa di dapatkan di: Shalat Center Pusat

Jln Kemang Sari IV No 5 Jatibening Baru Pondok Gede Bekasi

Telp 021-849 78843 / 021-849 78836

Posting Komentar

  1. mantaps berapanih harga bukunya, apa sudah termasuk ongkos kirim?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.