Halloween party ideas 2015

Al khusyu - Sejak tahun 2004, Harisman sudah mengikuti halaqah Abu Sangkan di wilayah Senen. Setelah capek pulang kerja sekitar pukul 5 sore, ia bersama rekan-rekan mereka menyegarkan batin dengan berdialog dan berzikir bersama Abu Sangkan. Ketika itu muncul keprihatinan terhadap akhlak anak-anak muda yang pangkal masalahnya terletak pada pendidikan. Abu Sangkan menyampaikan niat hendak menulis buku pendidikan, Harisman dan rekan-rekan mendukungnya. Tapi belakangan Abu Sangkan malah mengajukan ide yang lebih fenomenal, yaitu menulis buku tentang shalat khusyu. Harisman dan teman-teman halaqah semakin mendukung, dengan menyediakan komputer laptop dan printer. Dukungan itu berbuah manis, selain bukunya yang meledak, pelatihan shalat khusyu juga menyebarluas, bahkan kian eksis dengan berdirinya Shalat Center (SC) di berbagai daerah dan negara.

Kebersamaan dalam kerjasama yang cukup lama itu tak terlepas dari kepuasan spiritual yang diperolehnya. “Saya mendapatkan apa yang dicari,” ujar Harisman. Kini, ia kembali tampil dengan menyukses­kan program bertema Kampung Bersih Hati. Dia pun ditakdirkan sejarah turut ambil bagian sebagai pendiri Yayasan Shalat Center Indonesia. Harisman setuju terlibat membangun yayasan ini karena ingin seluruh SC punya satu visi, satu gerakan dan sama dakwahnya. “Rohanin­ya dibangun dulu, hatinya dibersihkan dulu,” ungkapnya.

Harisman kini menjabat direktur di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesaia (LPPI) dan juga komisaris di BNI Syariah. Sebelumnya sejak tahun 1979-2010, ia bekerja di Bank Indonesia (BI) sebagai direktur perbankan syariah. Kemampuan dan pengalaman manajerialnya itulah yang diharapkan dapat mengembangkan Yayasan Shalat Center Indonesia kelak. Pada kesempatan ini majalah Al-Khusyu berdialog tentang acara Kampung Bersih Hati dan seputar pembentukan Yayasan Shalat Khusyu, berikut wawancaranya:



Bagaimana munculnya ide Kampung Bersih Hati?
Pada bulan Juni 2012 yang lalu, Ustad Abu Sangkan menginformasikan bahwa izin yayasan telah disetujui denga­n nama Shalat Center Indonesia. Selanjutnya Ustad Abu Sangkan mengajak bicara informal dengan mengundang Pak Sunarwa dan juga saya. Pertemuan ini berawal dari pembicaraan tentang gagasan pendirian lembaga pengajaran yang telah dikemukakan dalam berbagai kesempatan sebelumnya. Dulu, sewaktu dibahas di Yogyakarta pada bulan Mei 2012, gagasan tersebut mendapat tanggapan positif dari Pak Sunarwa, bahkan mengusulkan jika mungkin sebagai pilot project-nya didirikan di Yogyakarta.

Ketika membahas itu, turunlah ilham atau ide Abu Sangkan yang menamai pelatihannya Kampung Bersih Hati. Abu Sangkan, Pak Sunarwa dan saya terus membahas ide ini secara berulang-ulang. Tujuannya agar orang-orang hatinya terang, dapat petunjuk Tuhan, akidahnya kuat, dan satu sama lain berkasih sayang. Bersih hati inilah yang akan disebarluaskan pada masyarakat, yang dimulai lebih dulu dari seluruh Shalat Center (SC) se-Indonesia. Training ini adalah kelanjutan dari training-training sebelumnya. Dalam rangka menguatkan hati kepada Allah, membangun ibadah, lebih dekat pada Tuhan hingga dapat bimbingan-Nya.

Apa yang menjadi semangat pendirian yayasan?
Diilhami dari Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 190 dan 191 yaitu keinginan untuk membentuk suatu lembaga penga­jaran yang mampu mencetak generasi ulul albab yang mempunyai orientasi ketuhan­an yang kokoh. Generasi ini diharapkan mampu membangun suatu peradaban yang Islami dan menjadi penerus cahaya ketuhanan di muka bumi secara berkelanjutan.

Kita bertiga sepakat untuk merealisir gagasan dimaksud. Pembicaraan tentang pentingnya gagasan lembaga pengajaran juga dilihat dari sudut pandang yang lainnya, yaitu tentang perkembangan kondisi terakhir negara Indonesia tercinta yang semakin memprihatinkan.

Kita mengenal Indonesia adalah negar­a yang berlandaskan Pancasila yang berketuhanan Yang Maha Esa. Indonesia sebagai salah satu dari negara besar yang kekayaan alamnya sangat berlimpah dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi negara maju. Namun di sisi lain kemungkaran tersebar dan meluas dimana-mana seperti korupsi, terorisme, premanis­me, tawuran dan sebagainya. Masih banyaknya masyarakat yang mengalami kemiskinan, kebodohan, buta huruf, penganggur­an, dan penyakit. Pemerintah pun terlalu longgar dengan kepemilik­an asing. Tambang emas terbesar di dunia ada di Papua, yaitu Freeport, berbagai perusahaan minyak asing menguasai produksi minyak Indonesia, kepemilikan asing bidang perbankan hampir mencapai lebih dari 45% dan lain-lain.

Bagaimana selanjutnya?
Gagasan kegiatan yayasan Shalat Center Indonesia (SCI) meliputi bidang dakwah, sosial, dan ekonomi. Dengan semangat bersih hati, kita ingin mem­bangun masyarakat yang seimbang spiritual, moril dan tak kalah penting intelektual dan jiwa wirausahanya. Kegiat­an riilnya nanti di bidang-bidang itu. Sebelumnya sudah ada ide mendirikan sekolah-sekolah di SC-SC seluruh Indonesia. Untuk bidang wirausaha dengan mengembangkan jiwa enterpreneuship, seperti mendirikan warung-warung atau usaha apa saja nantinya. Nanti SC pusat akan membuatkan blue print atau garis besarnya. (Yoli)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.