Tiga tahun saya mendampingi Bapak Abu Sangkan dalam acara Shalat
Khusyu’ di Metro TV dan baru pada saat itu saya belajar bagaimana shalat khusyu
itu meski saya Islam dari sejak lahir. Untuk bisa khusyu, itu metodenya memang
harus di pelajari, nggak gampang, enggak juga mudah, tapi tidak ada salahnya
untuk dicoba. Sesudah belajar dan mendapatkan caranya, ternyata benar dengan
metode shalat khusyu’ itu, membuat kita menjadi sabar dan berkarakter lebih
tenang.
Seorang ibu kan multi tasking, ya
jadi istri, ya mengurus rumah tangga, anak. apalagi kalau dia berkerja, jadi
pasti di kepalanya emosi lebih tinggi dari pada logika. Lewat shalat khusyu’,
kita tahu dan di ingatkan lagi,
bagaimana komitmen kita untuk menjadi agen agen pencetak penerus. Dimana
perempuan diciptakan sama Allah supaya bisa beranak, melahirkan anak anak yang
akan menjadi agen agen perubahan sebagai khalifa dimuka bumi.
Sampai sekarang
saya selalu melaksanakan metode shalat khusyu’ ini, walau acara itu bukan saya
lagi yang mendampingi Pak Abu di tahun yang lalu, setelah 3 tahun bersama pak
Abu. Kan tiga tahun kali 30 hari (jumlah tayang program shalat khusyu di Metro
TV), jadi sembilan puluh. Ya, hampir seratus hari lah saya belajar tentang itu,
sangat singkat sebetulnya, dengan begitu saya mesti belajar jadi orang yang
cepat menangkap ilmu tersebut. Dan itu sangat berkesan bagi saya, selain itu
saya in charge (mencas ulang) baterai lagi lewat membaca buku buku Pak
Abu Sangkan.
Khusyu’ itu adalah bergetarnya hati, seperti
layaknya badan kita merinding. Jadi bukan hanya menangis, khusyu’ itu bisa juga
berupa rasa tenang sekali, khusyu’ kadang kadang rasanya bahagia sekali.
Khusyu’ akan tercermin pada sikap selanjutnya sesudah itu. Kalau untuk personal
, dia terasa sangat personal sekali, tidak bisa digambarkan, tidak bisa di
ucapkan, hanya bisa dirasakan sendiri. Tapi orang lain yang berhubungan dengan dia, akan melihat
dampaknya pada saat dia berkarakter, melakukan suatu tindakan dan apa yang dia
pikirkan. Sama dengan orang naik haji. Naik haji itu orang selalu mendoakan
agar hajinya mabrur, apa sih mabrur? Ya ada perubahan nyata menjadi karakter
yang lebih baik setelah dia pulang, kalau dia pulang masih sama seperti dia
belum berangkat haji, atau malah lebih buruk itu namanya haji ‘tomat’.
Dapatkan majalahnya, untuk pemesanan hubungi (021) 8497 8836 atau Sirkulasi dan agen terdekat dikota Anda dan Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung.
Atau berlangganan langsung disini
Dapatkan majalahnya, untuk pemesanan hubungi (021) 8497 8836 atau Sirkulasi dan agen terdekat dikota Anda dan Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung.
Atau berlangganan langsung disini
Posting Komentar