Halloween party ideas 2015

Satu hari, kami sekeluarga kedatangan seorang sanak keluarga. Namanya Amir yang sengaja bertandang ke rumah kami. Kami senang dengan kedatangan Amir yang memang sudah lama tak bersilaturahim.

Amir banyak bertutur tentang segala hal. Ia pandai bercerita hingga kami asik mendengarnya. Apalagi kala ia berkisah tentang kenikmatannya mengikuti pesantren kilat di kantornya yang bahasannya tentang kekhusyuan shalat.
”Untuk mendapatkan khusyu, shalat jangan tergesa gesa. Shalat itu kan pertemuan kaum muslim pada Sang Khaliq. Sabar dan nikmati......”katanya serius pada kami yang terpaku kala mendengar tuturannya, ” dan sujud adalah saat terdekat kita pada Allah...”

Ketiga adzan maghrib terdengar Amir mengajak kami untuk shalat maghrib berjama’ah.
“ Kita shalat maghrib berjama’ah ya...? Aku jadi imamnya. Sekalian mempraktekan apa yang saya bilang tadi”
Kami pun setuju. Tak sabar mengikuti kekhusyuan yang konon telah ia gapai. Shalat maghrib dimulai dengan Amir sebagai imamnya.
“ Allahu Akbar...”

Rakaat pertama berjalan dengan lancar. Kami mengikuti dengan penuh khusyu. Kami sabar mengikuti semua gerakan Amir untuk mencapai khusyu. Namun saat memasuki sujud di rakaat kedua sujudnya begitu lama. Dan kami, terutama saya berpikir mungkin saat itu Amir sangat merasakan kedekatan pada Allah hingga sujudnya begitu lama. Kami terus mengikuti sambil berupaya merasakan apa yang sudah digapai Amir.
Tapi tunggu punya tunggu Amir belum juga menyelesaikan sujudnya meski sudah lima belas menit berlalu. Jujur saja saat itu kami pun mulai tidak nyaman, meski kami berupaya mendoktrin hati dan pikiran bahwa Allah sedang dekat dengan kita.

“Aduh..lama amat sih sujudtnya,” ucapku dalam hati sambil merasakan kesemutan yang mulai menjalar kakiku. Dan aku pikir yang lain pun merasakan hal yang sama. Apalagi kerap terdengar suara kegelisahan. Tapi untuk kesekian kalinya aku berupaya tetap khusyu sebagaimana yang diajarkan Amir. Tapi kesemutan ini makin gila menyerangku.

Aku pun tak tahan lagi. “Kok sujudnya lama banget sih? Apa sih yang dibaca? Ini baru rakaat pertama bagaimana dengan rakaat selanjutnya? Alaa, Mak!” kataku dalam hati. Dari arah kiri kananku terdengar lenguhan menahan sakit. Lalu karena tak tahan aku pun memberanikan diri untuk mengintip Amir. Penasaran saja kenapa sujutnya begitu lama.

Aku pun mengintip. Astaghfirullah, gak salah lihat nih. Ternyata Amir sang imam tidak ada di tempatnya. Hilang bagai ditelan bumi.
“Astagfirullah al adzim,” kataku seraya bangun dari sujud. Mendengar aku beristighfar, yang lain serentak bangun dari sujud.
“Kenapa, Aa…?” tanya adikku.
Aku pun menunjuk tempat Imam. “Amirnya kemana? Kok ga ada?”
Semua terperangah. Baru sadar kalau Amir raib. Kami saling berpandangan dengan pikiran tak mengerti.
“Pantesin sujudnya lama…”gerutu adikku. Lalu kami pun melanjutkan shalat dengan aku sebagai imamnya.”Karena kita sudah berbicara, shalat kita mulai dari rakaat awal ya...”
Sesaat kemudian kami pun menyelesaikan shalat magrib. Kala mau berdoa, tiba-tiba muncul Amir dengan wajah tidak bersalah sambil memukul-mukul perutnya dengan tangannya.
“Alhamdulillah. Lega rasanya,” katanya tanpa bersalah.
“Lho….dari mana Mir..?”tanyaku.
”Belakang...Sory ya ga bilang bilang. Ga tahan....” katanya tanpa penyesalan sedikit pun. Astaghfirullah.....ternyata si Amir menghilang karena sakit perut. Kami lemes mendengarnya.
”Yuk lanjutin shalatnya...”

Kami pun saling berpandangan lagi. Beginilah kalau orang yang tak faham adab adab menjadi imam, sebagaimana yang termaktub dari Abu Hurayrah ra: Berkata Rasulullah saw.: “Apabila salah satu di antara kalian shalat, kemudian ia mimisan [keluar darah dari hidung], atau muntah-muntah, maka letakkan tangan pada mulut, dan lihatlah seorang lelaki di antara kaum [para makmum] yang tidak ketinggalan sesuatu apapun [dari shalatnya], kemudian menariknya ke depan [untuk menggantikannya sebagai imam], dan ia bergegas wudhu kemudian datang kembali dan meneruskan shalatnya selama ia tidak berbicara. Apabila ia telah berbicara maka ia mengulangi shalatnya”. [HR. Adduruquthny] Amir...Amir...he...he... (Iwan)

 Untuk lengkapnya, dapatkan majalah Al Khusyu' volume 1 disini (Isi Formulir Belanja) atau hubungi agen sirkulasi terdekat atau telpon langsung ke:
Jln Kemang Sari IV No 5 Jatibening Baru Pondok Gede Bekasi
Telp 021-849 78843 / 021-849 78836

Posting Komentar

  1. He-he ... jadi ketawa sendiri saya. Amir ... Amir ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin inilah contohnya, kalau kita memilih imam atau pemimpinyang cuma pintar ngomong pak kayak di gedung dewan sana...heee..heeee...

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.