Lepas penghujung puasa Ramadhan tahun lalu, Shalat Center Indonesia meluncurkan program Kampung Bersih Hati (KBH) yang dilaunching di Kaliurang–Yogyakarta, ketika itu dihadiri oleh ratusan jamaah shalat Center Indonesia yang berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan ada juga yang dari mancanegara seperti Singapura dan Malaysia. Seperti apakah sebenarnya program Kampung Bersih hati ini? Bagaimana ide awal pembentukannya dan apa yang jadi tujuan program ini? Berikut bincang bincang dengan Ustad Abu Sangkan yang menggagas program perjalanan pendakian spiritual menuju Allah tersebut.
Gambaran orang yang dibukakan oleh Allah dadanya itu insharaha
wal fasaha, jadi lapang , makin luas. Tanda-tandanya , hatinya itu
selalu ingin ke Allah kembali. Dia serasa ingin kembali pada yang abadi yaitu
Allah dan meninggalkan dunia yang buruk ini dan bersiap mati sebelum mati dan
selalu keadaannya dalam posisi mati sebelum mati. Artinya siap mati. Selalu
ingat pada Allah dan kembali pada Allah itu sama dengan kematian, jadi kelompok
orang inilah yang kita bangun.
Sama halnya dengan kampung yang kita ciptakan ini, walau
tidak ada otoritas, tidak punya negara, tidak ada RT, tidak ada penjaranya,
tidak ada hukuman apa- apa. Kenapa tidak ada hukuman? Karena tidak perlu
diawasi oleh polisi, tidak perlu di awasi oleh sistem keamanan. Dia hanya
diawasi oleh Allah. Saya percaya terhadap orang kampung bersih hati tidak akan
mencuri, tidak akan berbohong. Orang-orang inilah yang boleh berkumpul dengan
kita, sehingga kita di satu kampung ini menghindari perbuatan - perbuatan
mencuri dan korupsi. Itulah cita cita semua manusia, mau orang kafirkah,
munafik kah sama sama menginginkan kampung seperti ini. Nah itu tujuan utamanya
program kita ini.
Program utama yang menjadi tujuan adalah dakwah, mengajak,
makanya harus menjadi marketing yang baik. Marketing yang baik ini berarti harus
menjual sesuatu yang membuat orang tertarik dengan kita. Yang kita jual akhlak,
keimanan dan kita akan mengiklankan diri bahwa ketika berzikir hatimu akan
bahagia. Sama dengan iklan azan Hayya’ala shalah..hayya’alah
falah...asshalaatu khairun minannaum...Itu iklan. kalau muazminya tidak
pernah tahu kalau shalat itu lebih baik dari pada tidur. Itu marketing yang
baruk, dan jelek, kalau dia tidak menampakan dirinya berakhlak atau shalat
lebih baik dari pada tidur.
Sama dengan Anda mengajarkan zikir tapi tidak bahagia, tidak
beruntung dan tidak tenang, itu juga marketing yang buruk. Anda mengajak
berakhlak tapi kelakuan tidak berakhlak. Banyak marketing-marketing atau dalam
bahasa kita dai-dai, pengajak pengajak itu tidak sesuai dengan apa yang
diucapkan. Nah itupun dapat ancaman Allah, dosa besar disisi Allah orang yang
berkata tapi perilakunya tidak sesuai dengan perbuatan, ini menjadi preseden
buruk bagi pergerakan dakwah.
Dari program-program ini kita akan menciptakan keadaan,
suasana Al Qur’an itu menjadi berwujud aplikasi sehingga orang senang dengan
Al Qur’an, bukan hanya saja menghafal Al Qur’an. Tapi senang terhadap Al
Qur’an karena sudah menjadi wujud perilaku, wujud negara, wujud masyarakat. Ini
yang dikejar oleh orang, pasti dia akan lari mendekat ke Al Qur’an yang sudah
terwujud. Orang pergi meninggalkan Al Qur’an karena tidak ada wujud.
Untuk lengkapnya, dapatkan majalah Al Khusyu' volume 6 disini atau hubungi agen sirkulasi terdekat atau
telpon langsung ke Shalat Center (021) 8497 8836
Posting Komentar