Halloween party ideas 2015

Alkhusyu - Semua orang tentu tahu, kalau di kota kudus ada ratusan home industry jajanan kenyal dan manis, namun yang paling populer tentulah hanya Jenang Mubarok yang di produksi oleh CV Mubarokfood Cipta Delecia, karena mereka sudah eksis sejak 99 tahun lampau dan hingga kini sudah merambah pasar mancanegara.
Muhammad Hilmy, 46, menyambut ramah ketika  Al khusyu berkunjung ke ke Mubarok Food, dia paham benar satu persatu dengan produk Mubarok, maklum saja dia adalah Direktur utama dan pimpinan generasi ketiga dari dari CV Mubarok Food Cipta Delicia, produsen jenang merek Mubarok dan Sinar 33 yang kini menjadi ikon kota Kudus.
Neneknya, Alawiyah merintis usaha ini sejak seabad lampau, tepatnya tahun 1910. “Nenek memang dikenal ahli membuat jenang. Pertama kali, jenang itu dibuat di rumahnya Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus,. Pembuatan jenang pun dilakukan secara tradisional di atas tungku dengan pengapian kayu bakar,” Hilmy membuka obrolan.
Lantas bagaimana usaha ini bisa bertahan sekian lama, dan apa kiat kiatnya dalam mengolah usaha tersebut yang konon berbasis kan spritual company, berikut petikan obrolan dengan Hilmy;

Bagaimana pandangan Anda dengan spritual company?
Memang sudah saatnya spritual company seperti ini kita angkat, itu sebenarnya sudah diakui sejak lama, karena sejak tahun 1990 an itu seharusnya bangsa kita sudah survive dengan ekonomi islam. Cuma terkadang sebagian dari pengusaha kita itu relatif masih tabu dan belum berani mengakui, baru sepuluh tahun kesini, kita berbondong bondong melirik ekonomi Islam. Padahal kalau kita yakin dengan itu insyaallah akan maju, jadi saya rasa ekonomi islam ini sudah saatnya harus kita sosialisasikan kepada masyarakat luas, utamanaya pengusaha muslim. Dimana kita mulai berbisnis tidak hanya profit oriented saja, tapi juga ada nilai nilai ekosistem yang kita anut; kita harus berbagi, share dan lainnya. Seperti dalam ajaran Islam, sebaik baik manusia adalah yang bisa memberi manfaat kepada orang lain dan lingkungannnya. Nah spritual company diantaranya adalah itu.

Apakah di Mubarok demkian juga?
Itu memang sesuai dengan visi misi dan tujuan kita, Mubarok food tidak jauh dengan prinsip ekonomi Islam, yaitu mengembangkan sumber daya manusia dan manajemen yang kreatif, inovatif, amanah dan profesional, disini amanah itu kan sangat luar biasa. Disamping misi yang disampaikan Rasulullah, amanah itu waskat yang tidak bisa di tawar lagi. Misalnya diperusahaan modern waskatnya kan tegaknya sistem, nah sebaik baik sistem, seprofesionalnya orang, itu kalau tidak ada amanah sistem yang dibangun dan ditanamkan sedemikian rupa, saya rasa bisa terkotori, ternodai oleh konspirasi antar bagian, antar personil. Itu akan melemahkan sistem dan menyimpangkan sistem itu sendiri. Jadi salah satu sisi spritual company di Mubarok itu menyangkut amanah. Nah semua orang  tahu kalau kita tidak mampu melihat Allah, tapi kita harus yakin Allah melihat kita sehingga harus tetap memegang amanah. Artinya sampai sejauh mana kita yakini, kita akan mempertangungjawabkan sekecil apapun dari kerja kita, jadi kita akan meraih sesuatu nilai yang lebih dari sekedar materi. Bagaimana pun muara dari dinamika bisinis itu kan bagaimana kita menginvestasikan amal kita di akhirat nanti. Ini kan butuh proses yang tidak mudah. Maka diantaranya kita kemaren itu melaksanakan training shalat khusyu’ ya untuk membangun kesadaran itu dan juga seperti ESQ.

Sudah berapa kali melakukan trainig shalat khusyu’
Sebetulnya yang baru lalu itu kami hanya memancing, di Kudus sendiri dinamikanya seperti apa, kita baru sebatas sharinglah dengan pengurus Shalat Center di Pati dan kota Kudus. Sebetulnya kita sangat ingin  rutin ya, lagi pula itu kan komunitas. Komunitas kalau kita kaitkan dengan silaturahim dan marketing ya nyambung juga. Walaupun kita tidak niatnya untuk bisnis, komunitas Shalat Center kita niatkan untuk bisnis tidak boleh itu, tapi kalau efeknya kesana ya alhamdulillah. Tapi yang jelas kita yakin bahwa kita butuh spritual seperti itu, bagaimana pun kita sebagai makhluk, sang khalik sangat kita butuhkan dalam multidimensi kita.

Tapi apakah konsep spritual company ini bisa bersaing dengan sistem kapitalisme?
Sangat yakin, tidak hanya sebatas referensi dari internal kami ya, dari banyak literatur pakar pakar manajemen marketing sekarang kan sudah banyak mengarah kesana. Mengarahkan perusahaan yang arahnya ke spritual company, karena itu tidak hanya bisa membuat perusahaan besar, tapi juga bisa bertahan lama. Bahkan yang berpendapat begitu termasuk dua pakar dari amerika, karena itu akan menumbuhkan kepercayaan orang. Bagaimanapun juga prinsip mendasar itu harus ditanamkan, diwujudkan, kalau kita sudah membohongi  stack holder terkait itu tinggal menunggu waktu sebenarnya. Lihat saja sekarang di Yunani, Eropah Timur, Amerika, sekarang kan sudah mulai ambruk. Jadi banyak pengusaha sekarang yang dulu intelektual marketing, kini sudah berubah menjadi emosional marketing dan terakhir dia membangun marketing yang berbasis spritual. Sulthan Athaullah Ismail

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.