Halloween party ideas 2015

Al khusyu-Hampir semua orang merasakan bahwa shalat itu amatlah berat, kecuali bagi yang khusyu'. Banyak usaha dan upaya untuk mencapai khusyu, namun selalu saja gagal. Oleh sebab itu banyak orang mencari cara bagaimana untuk mendapatkan khusyu' tersebut, ada yang melakukannya dengan berdzikir berulang ulang hingga ribuan kali dan dilakukan setiap hari sehingga merasakan getaran dalam hati dan tubuhnya. Jika sudah merasakan keadaan ini maka mereka melakukan shalat, rasa tenang diluar shalat digunakan didalam shalat.

Bagi orang yang tidak faham, mungkin ini dianggap yang terbaik. Sekilas memang demikian, namun keadaan ini telah menipu kita selama bertahun tahun. Kita telah tertipu oleh pikiran dan perasaan. Mungkin perkataan saya ini banyak yang menentang terutama bagi yang telah merasakan keadaan enaknya dzikir yang kemudian dia bawa ke dalam shalat.


Seharusnya tidaklah demikian, sebab shalat adalah dzikir yang tertinggi; Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku (QS. Thahaa :14)

Perhatikan kalimat ini, wa aqimish shalah lidzikrii. Maka jelaslah bahwa shalat adalah merupakan dzikir yang tertinggi. Apa bedanya dengan dzikir biasa diluar shalat ? Dzikir diluar shalat tidak terlalu banyak syarat dan rukun dan wajibnya, sehingga kita diperbolehkan untuk berdzikir tanpa harus memiliki wudhu' boleh sambil berdiri, duduk, dan berbaring atau sambil beraktifitas lainnya. Sedangkan shalat merupakan ritual yang disyariatkan dengan sangat ketat, dikarenakan sholat memiliki rukun sholat , wajib dan sunnahnya. Shalat merupakan mikrajul mukmin.

Rasulullah saw diperintahkan untuk menemui Allah tanpa perantara malaikat Jibril. Sehingga sholat adalah shilatun wa liqa'un bainal abdi wa Rabbi. Sholat adalah merupakan hasil dari perjumpaan dengan Tuhan,hasil inilah yg akan dibawa di dalam kehidupan sehari hari, bukan dari keadaan dzikir diluar sholat yang dia bawa ke dalam sholat.

Maka jelaslah ada perbedaan yg sangat jauh tentang hal ini kecuali bagi orang yang belum merasakannya , karena hasil dari kenikmatan sholat itu akan membekas diluar sholat.

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(An Nisa 103)

Rasullah menunggu nunggu waktu datangnya sholat karena beliau bisa membedakan kenikmatan dzikir di dalam sholat dan dzikir diluar sholat ,hal ini diwujudkan dalam bentuk sholat sholat wajib dan sholat sunnah yang jumlahnya sangat banyak, mari kita hitung jumlah sholat sunnah nabi baik yang sunnah hariannya,maupun sholat sunnah yang diperlukan secara khusus dan mari kita bandingkan dzikir biasa dan dzikir di dalam sholat.

Dzikir biasa hanya duduk lalu menyebut nama Allah..Allah dan nama –nama-Nya yang lain,sedangkan dzikir dalam sholat adalah melakukan pemujaan dan pengagungan, berkomunikasi yang berupa doa permohonan ampun istigfar, ada ketundukan ada perjumpaan, ada kesadaran dilihat 

Allah, ada kesadaran dilihat Allah dalam rukuk dan sujud serta dituntun cara berkomunikasinya sehingga diharapkan mampu menangkap sambutan Allah yaitu fadzkuruni adzkurkum, ingatlah Aku maka Aku akan mengingatmu, keadaan ini yg membuat sholat menjadi sangat nikmat karena rasa itu diturunkan huwalladzi anzala sakinata fi qulubil mukminin lizasdadu imanam ma'a imanihim (QS.Al Fath :4).

Ternyata ilmu Fiqh itu benar, kita belajar sejak kecil namun tidak tahu dan paham untuk apa. Mengapa Allah menyuruh kita untuk tumakninah jika tidak akan batal, sebab tumakninah adalah salah satu rukun dan bentuk adanya komunikasi fadzkurini adzkurkum di dalam sholat, dan kita diperintahkan sadar setiap kali membaca doa dan pujian dalam shalat, lalu rasanya terkontrol oleh syariat yang benar, tidak boleh bergerak diluar yang telah ditentukan, ternyata memang tidak perlu.

Karena bicara dengan Allah bukan sampai menggelepar seperti ahli dzikir yang berteriak teriak. Rasanya shalat itu lembut, sejuk, nikmat, ijlalan, wu dzullan, wa ingkisaran,sajdatan laa yarfa'u ra'sahu 'anha hatta yalqahu. Sungguh luar biasa keadaan perjumpaan dengan Allah dalam sujud. (Abu Sangkan)



Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.