Al khusyu- Tipe hati yang kedua yaitu hati yang mati, yang tidak ada
kehidupan di dalamnya. Ia tidak mengetahui Tuhannya, tidak menyembah-Nya sesuai
dengan perintah yang dicintai dan diridhai-Nya. Ia bahkan selalu menuruti
keinginan nafsu dan kelezatan dirinya, meskipun dengan begitu ia akan dimurkai
dan dibenci Allah. Ia tidak mempedulikan semuanya, asalkan mendapat bagian dan
keinginannya, Tuhannya rela atau murka. Ia menghamba kepada selain Allah; dalam
cinta, takut, harap, ridha dan benci, pengagungan dan kehinaan.
Jika ia
mencintai maka ia mencin- tai karena hawa nafsunya. Jika ia membenci maka ia
membenci karena hawa nafsunya. Jika ia memberi maka ia memberi karena hawa
nafsunya. Jika ia menolak maka ia menolak karena hawa nafsunya. Ia lebih meng-
utamakan dan mencintai hawa nafsunya daripada keridhaan Tuhannya.
Hawa nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, ke- bodohan adalah sopirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan dini. Ia dipanggil kepada Allah dan ke kampung akhirat dari tempat kejauhan. Ia tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat, sebaliknya mengikuti setiap langkah dan keinginan syetan.
Dunia terkadang membuatnya benci dan terkadang membuatnya senang. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta selain dari kebatilan. Keberadaannya di dunia sama seperti gambaran yang di- katakan kepada Laila,
"Ia musuh bagi orang yang pulang dan kedamaian bagi para penghuninya. Siapa yang dekat dengan Laila tentu ia akan mencintai dan mendekati." Maka membaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun dan menemaninya adalah kehancuran.
Hawa nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, ke- bodohan adalah sopirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai dengan pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu dan kesenangan dini. Ia dipanggil kepada Allah dan ke kampung akhirat dari tempat kejauhan. Ia tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat, sebaliknya mengikuti setiap langkah dan keinginan syetan.
Dunia terkadang membuatnya benci dan terkadang membuatnya senang. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta selain dari kebatilan. Keberadaannya di dunia sama seperti gambaran yang di- katakan kepada Laila,
"Ia musuh bagi orang yang pulang dan kedamaian bagi para penghuninya. Siapa yang dekat dengan Laila tentu ia akan mencintai dan mendekati." Maka membaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun dan menemaninya adalah kehancuran.
Dinukil dari kitab Manajemen Qolbu Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Posting Komentar