Al khusyu- Bulan Ramadhan adalah bulan mukasyafah yaitu bulan
tersingkapnya dua bathin yang saling mencintai "bathinul mukasyif wal
mukasyaf".Hal ini berdasarkan dalil : Al Baqara 2:152
فَٱذْكُرُونِىٓ
أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.
"fadzkuruni adzkurkum" (maka ingatlah Aku, Aku pun
ingat kamu).Keadaan ini tidak bisa terjadi antara keduanya jika tidak pernah
mengadakan hubungan bathin yang sangat akrab atau dekat.
Rasulullah tidak pernah melepaskan ingatannya kepada Allah
walau sedetik pun. Baginya, jika orang melupakan Allah dalam sekejap maka
syetan akan menduduki hatinya, Az-Zukhruf 43:36 :
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ
ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ
لَهُۥ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha
Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
Jika demikian ilmu "mukasyafah" sulit tersingkap
sebagai bentuk diterima dan tidaknya puasa kita. Karena puasa merupakan cara
Allah mengantarkan ruhani untuk mencapai pertemuan dua bathin antara hamba dan
Tuhannya.
Latihannya adalah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW
"Al inabatu ila daril khulud wa tajafi an daaril khulud wa ta'ahubu lil
maut qabla nuzulil maut" Melakukan Perjalanan menuju kekampung abadi
(akhirat) meninggalkan kampung penuh tipuan (dunia) ,merasakan mati sebelum
mati. Lakukan menjelang buka.
Puasa adalah cara Allah memasukkan kita kedalam ruang ruhani
dibalik hawa nafsu. Ia berada seperti dibalik tubuh kasar ini, seperti dibalik
kulit ini. Ia sangat dekat tetapi terpisah. Jika puasa kita berhasil, maka kita
akan faham siapa diri sejati ini. Jika berhasil, tidak mungkin kembali turun
menjadi nafsu yang sangat bodoh, sebab ruhani merasakan bau busuknya hawa
nafsu.
Saat saya puasa, langsung saya lepaskan jasad ini. Saya
manfaakan keadaan tubuh yang melemas. Jika berhasil, insya Allah ada semacam
keterpisahan antara jasad dan jiwa. Ruhani sangat mudah pergi meninggalkan
keterikatannya. Seperti mudahnya kita menuju kantuk lalu menuju tidur, seperti
orang ngantuk tapi tidak ngantuk.
Ada tanda yang bisa dijadikan pedoman sebagai pengalaman
ruhani. Biasanya jika sudah terbuka ruhaninya, rasanya seperti melakukan
perjalanan mati yang sangat tenang. Ruhani sangat terasa melakukan perjalanan
pulang. Jika Anda pernah mengalami, pasti tidak akan pernah berani melepaskannya,karena
diliputi rasa nikmat yang sangat luar biasa. Bukan sebuah ketenangan biasa,
tetapi sebuah rasa yang tidak sama dengan rasa yang pernah dirasakan didunia
ini. Oleh karena itu saya pernah bilang seandainya sekali saja pernah mengalami
pasti tidak mungkin akan pernah berani meninggalkan dzikir kepada Allah walau
sekejab.
Semua perjalanan ruhani baik melalui shalat dan dzikir harus
berhubungan dengan ‘fadzkuruni adzkurkum’, yaitu memahami ilham sebagai tanda
adanya respons antara dzikir hamba dengan dzikir Tuhannya.
Maka berjalanlah menuju Allah. Jika kamu berjalan satu
jengkal, maka Allah berjalan menujumu satu hasta. Jika kamu datang dengan
berjalan, maka Allah membalas datang dengan berlari sehingga Allah mencintai
kita. Hadist qudsi ini menyiratkan makna pendalaman ‘fadzkuruni adzkurkum’.
Semoga ilmu yang sangat gamblang dan terbuka tidak disia siakan oleh jamaah
Shalat Center. Semoga tanda diterima puasa kita mampu melihat tersingkapnya
hijab sehingga Allah tampakkan malam Lailatul Qadar.
Janji Rasulullah pasti, bahwa Lailatul Qadar itu ada.
Janjinya pasti benar. Hanya dengan puasa yang benar dan bersih, alam yang
dijanjikan Nabi pasti tersingkap.
( Ust. Abu Sangkan)
Posting Komentar