Gagal Melakukan Shalat Yang Khusyu
Al khusyu-Ilmu sudah banyak
kita dapatkan, namun kita belum belajar berdialog dengan apa yang pernah kita
baca dan kita dengar. Mari kita belajar dengan jujur dan jawablah dalam diri
kita sendiri apa yang kita rasakan.
Misalkan, ketika
kita berdiri shalat apa yang kita rasakan, jika kita tidak merasakan apa apa
berarti kita gagal dalam menghadap Allah, seharusnya kita mampu merasakan
diturunkannya Nur kedalam diri kita, atau apa yang kita rasakan jika kita
melakukan pembersihan jiwa dengan berwudhu', jika kita berhasil melakukan
wudhu' maka kita akan merasakan dosa dosa kecil kita terhapus jika dosa dosa
kecil terhapus maka terbukalah dada maka kita akan merasakan cahaya Allah yang
diturunkan sebagaimana dalam ayat: afaman sarahallahu sodrahu lil islam fahuwa
'ala nuril mirrabihi yang artinya apakah sama orang yang dibukakan dalam
dadanya untuk menerima cahaya islam maka itu adalah cahaya dari Tuhannya
.."
Nah keadaan ini
harus sudah kita rasakan, jika cahaya ini masuk tandanya ruh itu berjalan
menuju Allah azza wa jalla. Ibnu qoiyyum berkata annal qalba yasiru ilallahi
azza wajalla sesungguhnya hati itu dapat berjalan menuju Allah azza wa jalla ,
akibatnya pengaruh kepada kekhusyu'an akan makin jelas sehingga baru niat
berdiri shalat, ruhani kita akan terasa dibawa seperti terbang dengan sangat
lembut, seperti balon udara yang lepas dari tarikan gravitasi bumi. Keadaan ini
benar benar terasa memasuki wilayah adanya Allah yang sangat dekat bahkan lebih
dekat dari urat nadi kita.
Jika ruhani kita
sampai kepada wilayah ini, maka inilah yang disebut dengan Tamakkun yaitu
keadaan jiwa yang tidak akan terombang - ambingkan lagi oleh fikiran dan hawa
nafsu. Suasannya akan dapat dirasakan, kelembutannya ketenangannya dan keluasan
jiwa sehingga suasana batin, sangat mudah untuk menangkap petunjuk wa huwa
lathiful khabir yaitu Allah sangat lembut dan memberi khabar kepada hati orang
yang beriman berupa ilham yang diturunkan ke dalam dada .
Inilah tujuan kita
melakukan sholat yaitu shilatun wa liqaun bainal 'abdi wa robbi . Shilatun
adalah sambungnya ruhani kepada Allah. Didalam sholat inilah ada rasa
kesambungan ruhani dan perjumpaan antara hamba dan Tuhannya. Suasana ini pernah
ditanyakan sahabat kepada Rasulullah, bagaimana pengalaman keadaan orang yang
dibukakan dadanya, Nabi menjelaskan jika cahaya itu masuk kedalam hati maka
kita akan merasakan adanya tarikan ruhani yang membawa menuju alam abadi dan
mampu melepaskan diri dari keterikatan diri dan alam tipuan ( ghurur) .
Jika keadaan ini
pernah kita rasakan, maka kita sudah sampai memahami ilmu khusyu'. Jika belum
mampu mengalami keadaan ini maka keadaan yang lain adalah dusta.
Mengapa kita gagal melakukan shalat yang khusyu' ?
Allah menjawab
dalam Al qur'an, wa min man hadayna wajtabaina, idza tutla alaihim
ayaturrahman, kharruu sujjadan wa bukiyya. Dan dari orang yang dibuka dadanya
menerima hidayah dan yang Kami pilih. Apabila dibacakan Al qur'an mereka
tersungkur lalu bersujud dan menangis (QS. Maryam : 58). Inilah tandanya !!
Jika belum dibuka maka hatinya membatu dan mengeras, persis keperti kita dalam
melakukan shalat, hanya penat dan capek.
Oleh karena itu
mari kita membuka Al qur'an dan apa yang dirasakan. Sebab nasehat yang terbaik
adalah Al qur'an. Namun ada juga orang sakit jiwanya yang membolak - balikkan
maakna Al qur'an sesuai pikiran dan hawa nafsunya. Ada yang bilang belajar
makrifat itu bisa ditempuh hanya 10 menit atau belajar khusyu' cukup satu Jam.
Saya berpendapat, pasti yang mengatakan demikian belum pernah membaca Al qur'an
dengan benar.
Coba perhatika
ayat fadzkuruni adzkurkum. Maka ingatlah Aku ... Jika hanya mengingat Allah
saja itu mudah, akan tetapi disini ada ayat lanjutannya adzkurkum, maknanya
Allah juga berdzikir kepadamu, nah ayat ini siapa yang bisa menejelaskan dan
mengalaminya, bagaimana Allah berdzikir kepada hati kita. Ada juga ayat
menjelaskan walakinnallaha Habbaba ilakikumul Iman, akan tetapi Allah lah yang
menurunkan Cinta….(QS.Al Hujurat: 7).
Kita tidak bisa
mendapatkan rasa ini dengan sekejab, sebab berkaitan dengan ayat fa man kana
yarjuu liqa'a Rabbi fal ya'mal amalann salihan, barang siapa yang mengaharap
perjumpaan dengan Allah maka kerjakan amalan shaleh (QS. Al Kahfi :110).
Cinta itu tidak
mudah untuk dilatih, apalagi mencintai yang maha ghaib, ada syarat yang harus
dipenuhi, yaitu melakukan amal shaleh dengan ikhlas, dan hasilnya harus sampai
ada tarikan ruhani. Bagaimana caranya ingat Allah, padahal Allah tidak tampak
oleh mata, bagaimana mungkin jika tidak memiliki ilmunya tiba tiba bisa dengan sekejab.
Itu pasti dari hawa nafsu yang diproses melalui pikirannya sendiri. Wa allahu
alam bishawab
(Abu Sangkan)