Alkhusyu - **
BBB 3 Kam JJ:12 **
Mas
Kiano: Mengapa akhirnya teman-teman seperjalanan saya banyak yang tidak mampu
meneruskan perjalanan kepada Allah. Sebab syarat sebagai salikun tidak
dipahami. Sebab tidak memiliki dasar ilmu yang cukup. Dan tidak memiliki
pengalaman perjalanan ruhani, serta tidak mampu membedakan daya pikiran, hawa
nafsu, realitas perasaan yang diciptakan oleh pikirannya. Jika mereka
benar-benar dalam perjumpaan dengan Tuhannya, pastilah mereka dalam satu alam
yang sama, dan mampu membaca ruhani kita masing-masing. Dan orang-orang yang
munafik tidak akan mampu menembus wilayah ruhani yang jernih.
** BBB 5 Kam JJ:07 **
Ina: Alhamdulillah,sukron ustadz Abu bimaa
‘allamtanaa.
Al-aann,fahimtu
anittoriiqoti wal haqiiqoti ad-dhikr.
Afwan
ust,anaa lam aqro tafsir albughowi ba’da istaroitu fi makka.
** BBB 5 Kam JJ:22 **
Yan Kasiran: Ya ALLAH ampuni kami,turunkan
IlhamMU, semoga kami bisa menghilangkan piikiran-pikiran palsu dan Nafsu kami
dalam menemuimu,Amin
** BBB 5 Kam JJ:28 **
Tatik Kasim:
ampuni kami ya Rabb....
** BBB 9 Sab JJ:25 **
Bonny ~ Banowo Setyo Samodra: Obrolan ringan
di Balkon wisma Semen Padang Indarung
bersama Pak Rizaldi, Pak Dasrial, pak Datuk, Pak Adi, dan Pak Marzen :
Taringek’ waktu kito latihan dzikir basamo di lapangan golf jo jama’ah SC
Padang. Banyak kenangan nan takasan jo sahabat lamo. Namun takadang ambo
mamikirkan apo sebab generasi lamo dari angkatan kami ndak tampak yang berhasil
. Padahal kami latihan cukup kareh sampai taguling-guling di lapangan sinan !!
Kami juo memperhatikan kawan-kawan angkatan lamo yang lain tak tampak perubahan
dan saraso lari di tampek.
Dima
masalahnyo dan ba’a langkahnyo pak Abu ? Sabananyo ado rahasia nan tak dimiliki
kawan-kawan seperjalanan yaitu Tamakkun murid : Wahuwa an yajtami’a lahu
shihatu qashdi yusayyiruhu, wa lam’u syuhudihi yuhammiluhu , wa si’atu thariq
tuwarrihuhu.
Didalam
bab darajatu tamakkun dijelaskan kegagalan seorang hamba menuju Tuhan
disebabkan tidak memiliki beberapa persiapan jalan pencarian (murid).
Pertama
: apa tujuan kalian menuju Tuhan jika benar jelas tujuannya maka akan
dimudahkan mencapai tujuannya.
Kedua
: harus jelas dan terang yang disaksikan yaitu Allah sehingga kalian akan
dibawanya menghadap ( dihantar untuk mencapainya).
Ketiga
: luasnya Jalan (thariq) yang kalian ketahui ( berupa ilmu) sehingga
perjalananmu menjadi lapang dan menjadikan jiwamu istirahat karena tidak ada
kesulitan dalam menempuh perjalanan.
Perjalanan
menuju Tuhan disebut murid yaitu orang yang mencari atau yang mempunyai
keinginan mencari Tuhan dengan ketiga bekal diatas yang dijadikan satu. Al
murid fi ishtilahy ; huwa alladzi qad syara’a fis sairi ilallah. Wahuwa fauqa
al ‘abid wa dunal washil.
Al
murid dalam istilah yaitu : seseorang yang sangat mudah melakukan perjalanan
menuju Allah. Derajat murid ini berada diatas ‘abid ( ahli ibadah ). Kalau ahli
ibadah hanya diam ditempat tanpa melakukan perjalanan menuju yang disembah.
** BBB 9 Sab JJ:27 **
Bonny ~ Banowo Setyo Samodra: Pada tingkatan
tamakun ini masih belum sampai (wushul kpd Tuhan ) tetapi sudah pada keadaan
yang sangat siap dan pasti. Jiwanya sudah mantap, yang dilihat sudah jelas dan
terang, ilmunya sudah tahu kemana harus pergi dan tujuannya juga sudah pasti.
Kebanyakan
yang terjadi kegagalan sampai ada yang dua puluh tahun, bahkan lebih. Karena ia
hanya menyebut-nyebut nama Allah sampai ngotot bahkan sampai tergelepar
terlempar-lempar. Namun ia tidak tahu mau apa, mengapa harus memanggil-manggil
Allah, ada apa ?
Seharusnya
kalau ia tahu tujuannya, mau apa dan akan apa. Pasti tidak perlu bertahun-tahun
dalam perjalanan.
Ada
tanda-tanda bagi yang tidak berjalan. Ia tidak pernah meninggalkan hatinya yang
jelek, ia masih berpikir negatif, ia masih bingung mencari sandaran hidup
terhadap selain Allah, ia masih kebingungan adanya cobaan yang menimpanya, ia
masih merasa berat menunaikan perintah Allah, ia senang bergerombol membuat
kelompok pemecah ummat dan memusuhi orang yang sedang bertugas menjalankan
perintah Allah.
Ciri
yang sudah tamakkun ; ia sibuk melihat Allah, mengamati hasil komunikasinya
dengan Allah serta mengikuti tuntunan ilham yang menghantarnya menuju Allah,
setiap saat perubahan jiwanya mencapai kebersihan yang terang sehingga ia
berada diatas jiwa.
** BBB 9 Sab JJ:30 **
Bonny ~ Banowo Setyo Samodra: Ia tidak
mengenal hatinya yang jelek lagi, karena ia selalu pergi meninggalkan hatinya
dan badannya ( anna ruha ghairu nafsi wal qalbi) sebab ia sudah mencapai
keadaan ruh yang bukan badan dan bukan hati.
Disana
tidak ada kebencian sebab ruh berada pada dimensi diatas hati dan jasad. Karena
benci masih terletak dalam hati. Maka bagi tingkat tamakkun, cukup memahami
siapa sudah berjalan dan siapa yang masih berada dalam kubangan lumpur hati
yang kotor.
Maka
sang salik tidak akan mau melayani mereka yang ingin mengajak duduk beralaskan
lumpur tersebut. Sedangkan ruh duduk beralaskan cahaya Ilahy yang suci.
kalau
kami simpulkan mengapa perjalanan kami tidak mampu menembus hakikat keTuhanan.
Sekilas saya kembali melihat kebelakang sejak tahun 1986-2012, teman
seperjalanan kami terhitung sudah ribuan orang. Tetapi sudah berguguran hilang
entah kemana, yang tersisa generasi tua yang sampai sekarang mereka masih
mengeluhkan belum mampu menemukan yang dicari. Bahkan semakin tidak jelas, kok
hanya begini-begini saja, katanya !!
Sebab
waktu itu kita hanya disuruh mencari Tuhan tetapi tidak diberi tahu apa yang
harus dilakukan dan apa tujuannya, terus untuk apa menemui Tuhan. Sungguh
terkejut Hal ini dijelaskan dalam keterangan para salikun di Madarijus Salikin.
Ternyata memang harus gagal dan berkubang didalam jalan yang buntu selama
bertahun-tahun.
Kami
tidak pernah dipanggil untuk hadir menemuinya. Disebabkan tidak jelas
tujuannya, kami tidak pernah mendapat bimbingannya untuk meninggalkan
pengaruh hawa nafsu dan jasad ini. Kami
tidak pernah merasakan perubahan dalam menerima ketetapan Allah yang selalu
hadir disetiap gerakan nafas ini. Seharusnya kami sudah menjadi waliyullah dan
menjadi pengabar kebenaran keberadaan Allah yaitu dzat Sifat, Asma’ dan Af’al
Allah dengan benar.
** BBB 9 Sab JJ:53 **
Bonny ~ Banowo Setyo Samodra: Tetapi kami
masih seperti orang yang sibuk berkampanye politik yang saling menyalahkan kita
masing-masing. Kita harus mengevaluasi
kembali apa tujuan kita menemui Allah,
apa jalan yang harus ditempuh, apa sarana menuju Allah, dengan apa kita mampu
menemui-Nya, apa hasil dari pertemuan kita dengan Allah, mengapa kita tidak
dipanggil untuk menemuinya.
Pelajaran
selanjutnya tidak dapat kami tulis disini. Karena kami hanya ingin mengajak
duduk bersama dalam pertemuan khusus dan diperuntukkan yang sudah siap menjadi
salikun sejati.
(
Abu sangkan ).
Posting Komentar