Alkhusyu - Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa.
Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan sebagai
penghasil produk perkebunan, dataran rendah
sekitar garis pantai yang
membujur dari daerah Utara ke Selatan kaya dengan hasil pertanian serta biota
laut. Di daerah inilah Ustad Abu sangkan melalui masa-masa kecil dan remajanya.
Karena itu, ketika Al Khusyu berkunjung ke
Banyuwangi, langsung saja rasa penasaran menyergap untuk mengetahui seperti
apakah Shalat Center dan Little Madinah Banyuwangi? Untungnya Haji Suanto yang
selama ini mengetuai SC Banyuwangi sedang berada ditempat. Menurut beliau di
Banyuwangi perkembangan Shalat Center memang agak sedikit unik di Bandingkan di
daerah lain. Banyak masyarakatyang sudah bisa menerima dan ada juga yang masih
belum bisa menerima.
Namun begitu, ketika Ustad Abu Sangkan berkunjung ke
Banyuwangi dan mengadakan semacam preview di Masjid Agung, pesertanya membludak
hingga mencapai sekitar 7000 orang jamaah, Masjid Agung yang luas itu pun penuh
dan sesak. Benar benar menunjukan bahwa daerah ini adalah daerahnya Ustad Abu
Sangkan.
Tapi tak jauh seperti yang dikatakan H. Suanto,
seminggu kemudian ada kiyai dari Situbundo yang menyatakan menolak apa yang
disampaikan Ustad Abu tersebut. “Mereka menolak mungkin karena tidak paham.
Waktu kita datangi dengan teman teman LM situbondo, ternyata beliau mengakui
kebenarannya, cuma bingung saja barangkali, karena beliau sendiri belum bisa
untuk khusyu. Jadi kadang kadang kendala kita disitu , jadi lumayan berat lah
perjuangannya,” ujar pria kelahiran Sumenep Madura 1970 ini.
Karena itu
dalam sosialisasi ke masyarakat, SC Banyuwangi lebih suka menggunakan LM
daripada SC, semua itu tentunya dilakukan agar tidak menimbulkan benturan.
Namun begitu kegiatan halaqah LM Banyuwangi
berlangsung rutin, bahklan hampir setiap malam ada halaqah . Kalau pada
malam Selasa biasanya mereka berkumpul dengan masyarakat umum, mengadakan
istiqosah,”setelah itu baru kita masuk kepada masalah shalat dan shilatun.”
Jadi mereka dari SC Banyuwangi ini biasanya keliling ke berbagai tempat
tersebut secara bergantian, ada yang ke daerah Selatan ada yang ke Utara.
“Masalahnya saat ini kita masih belum punya Base Camp yang presentatif,” tambah bapak dari satu orang putri ini.
Tapi sedikit harapan dan kegembiraan meruak dari
wajah beliau, ketika bercerita beberapa waktu lalu, SC Banyuwang baru saja menerima tanah wakaf
seluas 1800m, dari seorang donatur asal Banyuwangi yang berada di Jakarta. Disinilah
beliau bersama teman teman berencana akan membangun Base Camp yang selalu di
impikan tersebut. “Ya mudah mudahan-lah Allah berkehendak, sehabis Lebaran ini
kita bisa membangun dan ini akan jadi pintu bagi masyarakat Banyuwangi untuk
lebih mengenal shalat khusyu.”
Selain itu di tanah ini H. Suanto juga berharap akan
di bangun sekolah, semacam pendidikan dasar yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat seperti, TPA, TPQ dan lain
lain. “Memberikan pendidikan yang bisa kita biayai untuk masyarakat sekitarnya
yang tidak mampu,” karena saat ini mereka punya sekitar 50 anak yatim yang
selalu disantuni setiap bulannya. Tiap tahun ajaran baru semua kebutuhan anak
yatim ini dipenuhi mulai dari seragam sekolah, buku dan lainnya. “Sebetulnya
banyak donatur di Banyuwangi, hanya saja kadang kadang teman teman ini tidak
mau di ekspose.
Biasanya mereka juga selalu kita undang supaya kenal langsung
dengan anak yatim ini.” ungkapnya
Sementara itu di desa Wongsorejo LM Banyuwangi juga
punya panti yatim, cuma yang tinggal menetap di panti ini cuma sekitar 20 orang
saja, “ada dari pihak keluarga yang tidak mau anaknya menetap disana,” ujar
ketua SC Banyuwangi ini dan berharap SC Banyuwangi akan segera bisa
menyusul teman teman SC yang sudah bagus strukturnya seperti di Jogya dan
Bandung. “Mudah-mudahanlah berhasil dan mohon do’a dari teman teman
semua,” ia menutup obrolan. Rafles
Posting Komentar