Alkhusyu - Saran saya, mintalah petunjuk atau
hidayah langsung kepada Allah SWT, melalui ibadah shalat dan zikir. Bila Anda
ingin terus berthariqah , jadikanlah thariqah shalat sebagai the
way of life. Lakukanlan shalat dengan sungguh-sungguh, tentu Anda akan
menemui Tuhan dengan selamat. Tidak ada keraguan atas thariqah yang satu
ini. Keberadaan Anda dalam thariqah shalat akan diterima di seluruh
kalangan umat islam. Namun setelah itu, shalat Anda tidak akan mendapatkan
manfaat apa-apa, jika dalam melakukannya tidak mengerti ilmunya. Karena itu,
idealnya dalam shalat juga harus mengerti dan memahami ilmunya.
Saya pribadi justru ingin
melestarikan thariqah shalat. Alasannya, karena shalat merupakan
mi’rajnya orang mukmin dan sebagai ajang mujahaddah (upaya pendekatan
diri) secara langsung kepada Allah, tanpa harus melalui prantara siapa pun. Inna
shalati wanusuki wamahyaya wa maa mati lillahi Rabbil `alamin; sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk (milik) Allah Tuhan semesta
alam.
Saya setuju dengan ilmu tasawuf
karena tasawuf merupakan jalan rohani yang penting diamalkan. Tasawuf
bukanlah ajaran baru, tetapi merupakan kumpulan amalan-amalan sunnah yang
ditekuni sampai menghasilkan mukasyafah atau tersingkapnya firman-firman
Allah SWT.
Dengan demikian, kalau Anda
shalat, berarti thariqah kita sama. Mursyidnya adalah Allah
karena Dia-lah yang menunjukan jalan rohani (baca QS. Al-Fatihah)
“Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan Hanya kepada Engkaulah kamu meminta
pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang
telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (QS. Al-Fatihah: 1-7)
(Keterangan tafsir: memulai
membaca Al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Begitu pun setiap pekerjaan
yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum,
menyembelih hewan dan sebagainya. Allah adalah nama zat yang Maha suci, Yang
berhak disembah dengan sebenar-benarnya, Yang tidak membutuhkan makhluk-Nya,
tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama
Allah yang memberi peringatan bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada
makhluk-Nya, sedang Ar-Rahiim (Maha Penyayang) berpengertian bahwa Allah
senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada makhluk-Nya. Alhamdu (segala puji). Biasanya memuji orang disebabkan
perbuatan baiknya yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah
berarti: menyanjung-Nya karena mensyukuri segala kebaikan-Nya. Allah–lah sumber
segala kebaikan.
Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki,
Mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan,
kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). `Alamiin
(semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai jenis dan
macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan benda-benda mati
dan sebagainya. Allah Pencipta semua makhluk dan alam semesta. Maalik ( yang
menguasai) dengan memanjangkan mim, yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca
dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja. Yaumiddin (hari
Pembalasan): hari di mana masing-masing manusia menerima pembalasan segala amal
ibadahnya, yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah,
yaumulhisab, yaumuljazaa’ dan sebagainya. Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat:
kepatuhuan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran
Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
Nasta’iin (meminta pertolongan), terambil
dari kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. Ihdina
(tunjukanlah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan benar.
Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayat saja, tetapi juga
memberi taufik. Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang
sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran islam).
Dalam hal ini saya tidak bermaksud
mengatakan thariqah-thariqah itu salah. Saya hanya ingin lebih
memperhatikan dan menitik beratkan pada masalah shalat. Sebab shalat merupakaan
jalan terbaik dan mudah dibandingkan jalan lain. Hanya saja disayangkan, kita
kurang serius dan menyadari bahwa kita sebenarnya sedang bertemu dengan Allah
dalam shalat.
“Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (Qs.
Al-Baqarah: 45-46).
Abu Sangkan
Posting Komentar