Al khusyu-Menjelang
memasuki bulan ramadhan, seakan membalik kita kepada ramadhan tiga tahun lalu,
dimana lepas penghujung Ramadhan itu, Shalat Center Indonesia meluncurkan
program Kampung Bersih Hati (KBH) yang dilaunching di Kaliurang–Yogyakarta,
ketika itu dihadiri oleh ratusan jamaah shalat Center Indonesia yang berdatangan
dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan ada juga yang dari mancanegara seperti
Singapura dan Malaysia. Seperti apakah sebenarnya program Kampung Bersih hati itu?
Bagaimana ide awal pembentukannya dan apa yang jadi tujuan program ini? Berikut
bincang bincang dengan Ustad Abu Sangkan yang menggagas program perjalanan
pendakian spiritual menuju Allah tersebut akan kita upload bersambung dalam
beberapa bagian.
Bagaimana
gagasan ini pertama kali muncul pak Ustad?
Ide awal
program kampumg bersih hati, itu berasal dari satu ayat yang mengatakan;
Apabila didalam satu kaum itu bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, maka Allah
akan menurunkan barokah dari langit maupun dari bumi berupa rizki, kemudian
Allah akan memberikan keamanan kepada mereka. Konsep ini sebenarnya pernah
dibangun oleh Rasulullah dengan kampung
Madinah Al Munawarah. Kampung Madinah ini disebut munawarah, karena merupakan
kumpulan orang yang di dadanya ada cahaya. Cahaya untuk membedakan mana
munafik, mana musyrik, mana kafir.
Maka
didasari oleh satu ayat; afaman syaraha allaahu shadrahu lil-islaami
fahuwa ‘alaa nuurin min rabbihi fawaylun lilqaasiyati quluubuhum min dzikri
allaahi ulaa-ika fii dhalaalin mubiinin (azumar 22)
Dasar yang digunakan ayat ini untuk membedakan orang orang
yang memiliki cahaya didalam dadanya yaitu berupa islam. Jadi islam itu berupa
cahaya, berupa sinar yang ada didalam dada manusia. Orang yang tidak memiliki
cahaya ilahi didalam dadanya maka akan cenderung menimbulkan kemunafikan,
kemusyrikan, kekafiran, kekufuran dan seterusnya.
Didalam
hatinya selalu berzikir, ingat kepada Allah. Jadi kampung kita ini adalah
kampung yang selalu ingat kepada Allah, dimana dalam dada orangnya selalu
dipenuhi oleh ucapan ucapan laa ilaaha illallah..... laa ilaaha illallah atau subhanallah...... subhanallah.....
Atau ucapan-ucapan nama Allah yang baik yaitu Asma Alhusna. Jadi hatinya selalu
terjaga.
Orang yang
hatinya selalu terjaga dengan menyebut nama Allah akan terhindar dari melakukan suatu perbuatan maksiat, jadi
kampung ini juga anti maksiat. Tidak dengan berteriak-teriak anti
maksiat...anti maksiat......Tapi langsung pribadi–pribadinya menjauhi maksiat.
Jadi ini kampung pribadi hubungan diri dengan Allah. Kumpulan orang orang yang
bercahaya inilah yang disebut Madinahtulmunawarah. Tidak apa–apa hanya sepuluh
orang saja, tapi sudah ada kelompok orang yang didalam dadanya selalu ingat
pada Allah dan bercahaya.
Fawailu
lil qasyah Qulubuhum mim dzikrillah, maka celakalah hati orang yang mengeras,
membatu, tidak mengingat
Allah. Ulaaika fidholaahim mubin. Nah kita takut dilaknat Allah,
karena orang yang tidak berzikir akan mengeras hatinya untuk tidak ingat pada
Allah, maka Allah mengatakan celakalah, Allah akan mengutuk orang demikian dan
kita tentu takut satu kampung itu dikutuk Allah.
Kenapa
dikutuk? Karena hatinya tidak berzikir, jadi kelompok manusia yang hatinya
tidak berzikir, maka dia dikutuk oleh Allah . Yaitu orang-orang yang disesatkan
oleh Allah, orang-orang yang disebut dengan orang tersesat. Maka ada perbedaan
hati yang tersesat dengan hati yang dibuka oleh Allah.
Seperti
apa bedanya Pak Ustad?
Pertama; taqsya’irru
minhu juluudu alladziina yakhsyawna rabbahum tsumma taliinu juluuduhum
waquluubuhum ilaa dzikri allaahi dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau
waman yudhlili allaahu famaa lahu min haadin. (Azumar 23).
Maka orang yang jika disebut nama
Allah, hatinya akan bergetar, merinding kulitnya. Hal ini pernah ditanya oleh
sahabat; Ya Rasulullah Karfa insharaha shudrah, bagaimana untuk
mendapatkan kelapangan dalam dada, apakah sama orang yang dibukakan hatinya
oleh Allah dengan yang ditutup dan berupa apa?
Nabi
menjawab; idza dakhalan nurulqalba insharaha walfasaha; apabila
hati itu ada cahaya masuk, maka didadanya ada tanda-tandanya berupa kelegaan
dan keluasan. Dan dikuatkan oleh ayat lagi; faman yuridilahu ayyadiyahu
yasrah shadrahu waman yurid ayyudillahu yaj’alshadrahu dhariqon kharajan kaan
nama yassa’ad fissama’. Barang siapa yang dibukakan hatinya untuk
menerima cahaya Allah berupa hidayah dalam dadanya akan terasa, insharaha
wal fasaha. Hati tiba tiba
terasa lapang dan luas.
Sebaliknya,
barangsiapa yang akan dibuat oleh Allah kesesatannya, pertama hatinya
disempitkan, dengan sempit itulah akhirnya dia marah, benci, panik dan akhirnya
lari ke kekemusyrikan. Seolah-olah dadanya itu sesak diangkat ke langit
sehingga seperti tidak ada nafas, atau pendek nafasnya. Itu gambaran orang yang
sesat, gambaran orang yang dibukakan oleh Allah dadanya itu insharaha wal
fasaha, jadi lapang , makin luas. Tanda-tandanya , hatinya itu selalu
ingin ke Allah kembali. Dia serasa ingin kembali pada yang abadi yaitu Allah
dan meninggalkan dunia yang buruk ini dan bersiap mati sebelum mati dan selalu
keadaannya dalam posisi mati sebelum mati. Artinya siap mati. Selalu ingat pada
Allah dan kembali pada Allah itu sama dengan kematian, jadi kelompok orang
inilah yang kita bangun.
Nah, nabi
melarang orang munafik masuk ke Madinah, melarang orang musyrik masuk ke
Masjidil Haram, karena itu wilayah orang orang berhati bersih. Jika tidak
bersih hati pergilah ke Jeddah, itu dibolehkan disana atau di luar Madinah.
Tapi ketika di dalam Haromain diharamkan kaum musyrik, kaum munafik, kaum kafir
masuk kedalam.
Sama halnya
dengan kampung yang kita ciptakan ini, walau tidak ada otoritas, tidak punya
negara, tidak ada RT, tidak ada penjaranya, tidak ada hukuman apa- apa. Kenapa
tidak ada hukuman? Karena tidak perlu diawasi oleh polisi, tidak perlu di awasi
oleh sistem keamanan. Dia hanya diawasi oleh Allah. Saya percaya terhadap
orang kampung bersih hati tidak akan mencuri, tidak akan berbohong. Orang-orang
inilah yang boleh berkumpul dengan kita, sehingga kita di satu kampung ini
menghindari perbuatan - perbuatan mencuri dan korupsi. Itulah cita cita semua
manusia, mau orang kafirkah, munafik kah sama sama menginginkan kampung seperti
ini. Nah itu tujuan utamanya program kita ini.
Sepertinya
idealis sekali tujuannya, tapi apa mungkin mewujudkannya?
Ya, tentu
saja tidak mudah, karena kaum kafirnya, kaum munafiknya, kaum ragu-ragunya
lebih kuat. Untuk mengajak umat begini tidak mudah, makanya kita memproses
mendidik hanya sepuluh orang, sepuluh orang, nanti dia akan keluar lagi, karena
tidak tahan menjadi orang baik. Tidak tahan karena tidak ada cahaya. Jadi orang yang dipaksakan jadi
baik, tanpa cahaya tidak akan kuat. Makanya banyak yang keluar dari kelompok
majelis ini gara - gara cahaya tidak ada.
Kita hanya
bisa maklum saja. Jadi membina lagi tidak berhenti henti, hingga terus
berkembang. Pendidikan tetap diteruskan agar membantu cahaya itu masuk, amal
amal shaleh terus dilakukan. Itu yang paling utama. Setelah sekian tahun kita
proses dampaknya mulai kelihatan (SC) sudah dibangun dimana mana, keikhlasan sudah mulai tumbuh dan sudah bisa
membandingkan mana kemunafikan, kemusyirikan dan mana orang keimanan. Sehingga
yang sudah terjebak dalam keimanan dia tidak bisa keluar lagi. Karena getaran
itu lebih nikmat, keimanan itu lebih nikmat daripada kemunafikan dan
kemusyrikan. Ketika sudah masuk merasakan kelegaan dan kelapangan hati dengan
cahaya Allah, maka disitulah mereka tidak bisa keluar dari keimanan. Karena ada
bukti, rasa itu mengalir, termasuk kekhusyuannya.
Posting Komentar