Halloween party ideas 2015

Al khusyu-Menjelang memasuki bulan ramadhan, seakan membalik kita kepada ramadhan tiga tahun lalu, dimana lepas penghujung Ramadhan itu, Shalat Center Indonesia meluncurkan program Kampung Bersih Hati (KBH) yang dilaunching di Kaliurang–Yogyakarta, ketika itu dihadiri oleh ratusan jamaah shalat Center Indonesia yang berdatang­an dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan ada juga yang dari mancanegara seperti Singapura dan Malaysia. Seperti apakah sebenarnya program Kampung Bersih hati itu? Bagaimana ide awal pembentukannya dan apa yang jadi tujuan program ini? Berikut bincang bincang dengan Ustad Abu Sangkan yang menggagas program perjalanan pendakian spiritual menuju Allah tersebut akan kita upload bersambung dalam beberapa bagian.


Bagaimana gagasan ini pertama kali muncul pak Ustad?

Ide awal program kampumg bersih hati, itu berasal dari satu ayat yang menga­takan; Apabila didalam satu kaum itu bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, maka Allah akan menurunkan barokah dari langit maupun dari bumi berupa rizki, kemudian Allah akan memberikan keamanan kepada mereka. Konsep ini sebenarnya pernah dibangun oleh Rasulullah dengan  kampung Madinah Al Munawarah. Kampung Madinah ini disebut munawarah, karena merupakan kumpulan orang yang di dadanya ada cahaya. Cahaya untuk membedakan mana munafik, mana musyrik, mana kafir.

Maka didasari oleh satu ayat; afaman syaraha allaahu shadrahu lil-islaami fahuwa ‘alaa nuurin min rabbihi fawaylun lilqaasiyati quluubuhum min dzikri allaahi ulaa-ika fii dhalaalin mubiinin (azumar 22)

 Dasar yang digunakan ayat ini untuk membedakan orang orang yang memiliki cahaya didalam dadanya yaitu berupa islam. Jadi islam itu berupa cahaya, berupa sinar yang ada didalam dada manusia. Orang yang tidak memiliki cahaya ilahi didalam dadanya maka akan cenderung menimbulkan kemunafikan, kemusyrikan, kekafiran, kekufuran dan seterusnya.

Bagaimana caranya agar di dalam dada setiap orang itu bercahaya?

Didalam hatinya selalu berzikir, ingat kepada Allah. Jadi kampung kita ini adalah kampung yang selalu ingat kepada Allah, dimana dalam dada orangnya selalu dipenuhi oleh ucapan ucapan laa ilaaha illallah..... laa ilaaha illallah  atau subhanallah...... subhanallah..... Atau ucapan-ucapan nama Allah yang baik yaitu Asma Alhusna. Jadi hatinya selalu terjaga.

Orang yang hatinya selalu terjaga dengan menyebut nama Allah akan terhindar dari  melakukan suatu perbuatan maksiat, jadi kampung ini juga anti maksiat. Tidak dengan berteriak-teriak anti maksiat...anti maksiat......Tapi langsung pribadi–pribadinya menjauhi maksiat. Jadi ini kampung pribadi hubungan diri dengan Allah. Kumpulan orang orang yang bercahaya inilah yang disebut Madinah­tulmunawarah. Tidak apa–apa hanya sepuluh orang saja, tapi sudah ada kelompok orang yang didalam dadanya selalu ingat pada Allah dan bercahaya.

Fawailu lil qasyah Qulubuhum mim dzikrillah, maka celakalah hati orang yang mengeras, 

membatu, tidak mengingat Allah. Ulaaika fidholaahim mubin. Nah kita takut dilaknat Allah, karena orang yang tidak berzikir akan mengeras hatinya untuk tidak ingat pada Allah, maka Allah mengatakan celakalah, Allah akan mengutuk orang demikian dan kita tentu takut satu kampung itu dikutuk Allah.

Kenapa dikutuk? Karena hatinya tidak berzikir, jadi kelompok manusia yang hatinya tidak berzikir, maka dia dikutuk oleh Allah . Yaitu orang-orang yang disesatkan oleh Allah, orang-orang yang disebut dengan orang tersesat. Maka ada perbedaan hati yang tersesat dengan hati yang dibuka oleh Allah.

Seperti apa bedanya Pak Ustad?

Pertama; taqsya’irru minhu juluudu alladziina yakhsyawna rabbahum tsumma taliinu juluuduhum waquluubuhum ilaa dzikri allaahi dzaalika hudaa allaahi yahdii bihi man yasyaau waman yudhlili allaahu famaa lahu min haadin. (Azumar 23)

Maka orang yang jika disebut nama Allah, hati­nya akan bergetar, merin­ding kulitnya. Hal ini pernah ditanya oleh sahabat; Ya Rasulullah Karfa insharaha shudrah, bagaimana untuk mendapatkan kelapangan dalam dada, apakah sama orang yang dibukakan hatinya oleh Allah dengan yang ditutup dan berupa apa?

Nabi menjawab; idza dakhalan nurulqalba insharaha walfasaha; apabila hati itu ada cahaya masuk, maka didadanya ada tanda-tandanya berupa kelegaan dan keluasan. Dan dikuatkan oleh ayat lagi; faman yuridilahu ayyadiyahu yasrah shadrahu waman yurid ayyudillahu yaj’alshadrahu dhariqon kharajan kaan nama yassa’ad fissama’. Barang siapa yang dibukakan hatinya untuk menerima cahaya Allah berupa hidayah dalam dadanya akan terasa, insharaha wal fasaha. Hati  tiba tiba terasa lapang dan luas.

Sebaliknya, barangsiapa yang akan dibuat oleh Allah kesesatannya, pertama hatinya disempitkan, dengan sempit itulah akhirnya dia marah, benci, panik dan akhirnya lari ke kekemusyrikan. Seolah-olah dadanya itu sesak diangkat ke langit sehingga seperti tidak ada nafas, atau pendek nafasnya. Itu gambaran orang yang sesat, gambaran orang yang dibukakan oleh Allah dadanya itu insharaha wal fasaha, jadi lapang , makin luas. Tanda-tandanya , hatinya itu selalu ingin ke Allah kembali. Dia serasa ingin kembali pada yang abadi yaitu Allah dan meninggalkan dunia yang buruk ini dan bersiap mati sebelum mati dan selalu keadaannya dalam posisi mati sebelum mati. Artinya siap mati. Selalu ingat pada Allah dan kembali pada Allah itu sama dengan kematian, jadi kelompok orang inilah yang kita bangun.

Nah, nabi melarang orang munafik masuk ke Madinah, melarang orang musyrik masuk ke Masjidil Haram, karena itu wilayah orang orang berhati bersih. Jika tidak bersih hati pergilah ke Jeddah, itu dibolehkan disana atau di luar Madinah. Tapi ketika di dalam Haromain diharamkan kaum musyrik, kaum munafik, kaum kafir masuk kedalam.

Sama halnya dengan kampung yang kita ciptakan ini, walau tidak ada otoritas, tidak punya negara, tidak ada RT, tidak ada penjaranya, tidak ada hukuman apa- apa. Kenapa tidak ada hukuman? Karena tidak perlu diawasi oleh polisi, tidak perlu di awasi oleh sistem keamanan. Dia hanya diawasi oleh Allah. Saya percaya terha­dap orang kampung bersih hati tidak akan mencuri, tidak akan berbohong. Orang-orang inilah yang boleh berkumpul dengan kita, sehingga kita di satu kampung ini menghindari perbuatan - perbuatan mencuri dan korupsi. Itulah cita cita semua manusia, mau orang kafirkah, munafik kah sama sama menginginkan kampung seperti ini. Nah itu tujuan utamanya program kita ini.

Sepertinya idealis sekali tujuannya, tapi apa mungkin mewujudkannya?

Ya, tentu saja tidak mudah, karena kaum kafirnya, kaum munafiknya, kaum ragu-ragunya lebih kuat. Untuk mengajak umat begini tidak mudah, makanya kita memproses mendidik hanya sepuluh orang, sepuluh orang, nanti dia akan keluar lagi, karena tidak tahan menjadi orang baik. Tidak tahan karena tidak  ada cahaya. Jadi orang yang dipaksakan jadi baik, tanpa cahaya tidak akan kuat. Makanya banyak yang keluar dari kelompok majelis ini gara - gara cahaya tidak ada.

Kita hanya bisa maklum saja. Jadi membina lagi tidak berhenti henti, hingga terus berkembang. Pendidikan tetap diteruskan agar membantu cahaya itu masuk, amal amal shaleh terus dilakukan. Itu yang paling utama. Setelah sekian tahun kita proses dampaknya mulai kelihatan (SC) sudah dibangun dimana mana,  keikhlasan sudah mulai tumbuh dan sudah bisa membandingkan mana kemunafikan, kemusyirikan dan mana orang keimanan. Sehingga yang sudah terjebak dalam keimanan dia tidak bisa keluar lagi. Karena getaran itu lebih nikmat, keimanan itu lebih nikmat daripada kemunafikan dan kemusyrikan. Ketika sudah masuk merasakan kelegaan dan kelapangan hati dengan cahaya Allah, maka disitulah mereka tidak bisa keluar dari keimanan. Karena ada bukti, rasa itu mengalir, termasuk kekhusyuannya.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.