Halloween party ideas 2015

Al khusyu- Assalamu’alaikum wr.wb.

Saya sering menemukan kata-kata atau kalimat bahasa Indonesia yang tidak mampu memuat makna atau padanan kata yang sesuai dengan bahasa Arab, Inggris ataupun bahasa lainnya, sehingga sampai sekarang kita terkadang bingung dengan istilah-istilah asing yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi rancu dan aneh.

Sebagai contoh adalah kata ‘qalb’, yang diterjemahkan menjadi hati, hati kecil, hati nurani dll, seakan-akan hati itu ada beberapa macam lapisan. Padahal sebenarnya qalb itu sifat dari jiwa, sedangkan jiwa itu termasuk An nafs (badan, sosok, wujud/berwujud/ berbentuk/berupa). Disinilah orang kebanyakan keliru, yang mengartikan “An nafs” hanya sebagai jiwa, padahal badan wadag (fisik) ini pun disebut An nafs (sosok, wujud kasar/ badan kasar).

Roh adalah rahasia Tuhan yang ditiupkan kepada nafs (jiwa atau badan), roh ini menyebut dirinya AKU, yang disebut bashirah (yang mengetahui atas jiwa, qalb, fisik dll ..... lihat tafsir shafwatut Attafaasir surat Al qiyamah: 14)

Agar tidak bingung, mari kita bahas satu persatu menurut dalil qoth’i.


Apakah roh itu ??

Mengapa Allah merahasiakan Roh dan mengaitkannya dengan Roh-Nya,
dan di dalam Al qur’an termasuk kelompok ayat-ayat mutasyabihat (makna yang dirahasiakan), karena pada ayat tersebut terdapat kalimat “Roh manusia adalah Roh yang ditiupkan dari ROH-KU (Min ruuhii)” arti harfiahnya adalah Roh milik Allah. Akan tetapi para mufassir menafsirkan Roh sebagai ciptaan Allah.

Saya tidak berani menafsirkan kalimat tersebut, karena dari segi tata bahasa ayat ini termasuk kalimat mutasyabihat. Dalam kalimat itu sendiri tidak ada yang ‘menunjukkan’ bahwa Roh itu ciptaan Allah, karena itu saya tidak berani menterjemahkan kalimat ini sebab Allah sendiri melarang meraba-raba atau mereka-reka seperti apa roh itu, kecuali hanya bisa merasakan bahwa di dalam diri ini ada yang melihat (bashirah) setiap gerak-gerik jiwa dan pikiran serta perasaan kita. Dan bashirah bersifat fitrah (suci) karena ia selalu bersama dan mengikuti amr-amr (perintah) Tuhannya .

Firman Allah : “Maka apabila telah Aku menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan kedalamnya Ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud “ ( Al Hijr,29).

An Nafs adalah yang memiliki bentuk atau wujud atau sosok yang tergambarkan, yang diciptakan dari unsur alam yaitu min sulaatin min thiin (ekstrak alam). Sedangkan Roh bukan tercipta dari unsur alam ataupun dari materi yang sama dengan Malaikat maupun Jin, sehingga mereka hingga kini tidak mengetahui dari unsur apa roh manusia diciptakan. Bahkan Allah membiarkan para Malaikat dan Syetan untuk tak berhenti berfikir (penasaran), apakah gerangan yang menyebabkan manusia memiliki kedudukan lebih tinggi dari bangsa malaikat dan syetan serta makhluk-makhluk yang lainnya.. Allah hanya berkata : Inni a’lamu maa laa ta’lamuun …Aku lebih mengetahui dari apa-apa yang kalian tidak ketahui (Al Baqaarah: 30).

Para malaikat protes atas kebijaksanaan Allah yang dianggap tidak masuk akal, dengan perasaan ragu mereka akhirnya mengungkapkan rasa penasarannya kepada Allah …ataj’alu fiiha man yufsidu fiiha wayasdikuddimaa’ wanahnu nussabbihu bihamdika wanuqaddisulaka ?? Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ??

Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ( Al Baqaarah: 30)

Rahasia roh ini dipertegas oleh Allah dalam surat Al Isra’ :85
Dan mereka bertanya kepadamu tentang Roh, katakanlah : Roh itu termasuk urusan-Ku (amr-Tuhanku) dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit .

Oleh karena itulah saya tidak berani menafsirkan, apakah Roh itu?. Apalagi menterjemahkannya sebagai Roh ciptaan-Ku. Saya akan tetap mengikuti arti lafadz aslinya yaitu Ruuhii (Roh-Ku), karena disana disebutkan kalian tidak memiliki pengetahuan tentang Roh kecuali hanya sedikit sekali.
Dalam Firman Allah : Surat Al-Qiyaman ayat 14 dikatakan : Dan roh ini memiliki sifat yang Mengetahui. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (nafs). Di dalam nafs (diri) manusia ada yang selalu tahu, yaitu Aku. Yaitu Roh manusia yang menjadi saksi atas segala apa yang dilakukan nafsinya (diri). Ia mengetahui kebohongan dirinya (nafs), kemunafikan, rasa angkuhnya dan rasa kebencian hatinya, karena itu sang roh disebut min Amri rabbi selalu mendapatkan intruksi-instruksi Tuhan-Ku.

Mengapa demikian ?, karena ia tidak pernah mengikuti kehendak nafsunya dan tidak pernah menyetujuinya tanpa kompromi sedikitpun ...itulah yang disebut fitrah yang suci, dan fitrah manusia selalu seiring dengan fitrah Allah (Surat Ar rum:30) Jika manusia mengikuti fitrahnya , maka ia akan selalu mengikuti kehendak ilahy.

Kemudian apakah Nafs itu ??


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.