Al khusyu- Bismillaahirrohmaanirrahiim
_1. Iman_
Dalam penjelasan di kajian Shalat Khusyuk, Ust. Mardiyanto menyampaikan tingkatan kualitas shalat menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Tingkatan kualitas shalat tersebut dibagi 5 :
Dua minggu lalu menyempatkan
untuk hadir kajian bulanan minggu ke- 3 di Shalat Center. Kajian dilaksanakan
pukul 10.00 dan selesai sebelum masuk adzan dzuhur. Alhamdulillah ada banyak
ilmu yang masuk, sehingga sepanjang jalan pulang dan sampai sekarang pun
ilmunya masih terus terngiang. Jika disingkat jadi kata, maka apa yang
diperoleh kemarin dapat disimpulkan menjadi dua kata, yaitu, iman dan shalat. Cukup sederhana, tapi
dua hal itu yang membuat selalu introspeksi diri.
_1. Iman_
Saat kajian ini, Ust.
Mardiyanto mengatakan kalimat yang sederhana, akan tetapi mampu membuat kita
berpikir. Beliau cuma bilang, "Tidak ada khusyuk tanpa iman
(keyakinan)". Sederhana, bukan?
Sikap kita ini sebenarnya
dibentuk oleh keyakinan kita. Coba saja kita ambil contoh yang sederhana. Kita
percaya jika Retorika Cafe itu sudah buka dan mudah diakses. Karena keyakinan
itu lah, akhirnya kita punya sikap untuk menuju ke sana. Padahal cafe itu masih
belum buka dan tempatnya belum diketahui.
Seperti itu juga, khusyuk
atau tunduk kepada Allah. Jika percaya akan menemui dan selalu merasa ada
Allah, maka sikap kita pun Insya Allah pasti khusyuk.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ
وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
[QS. Al-Baqarah: Ayat 45]
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
[QS. Al-Baqarah: Ayat 45]
الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
(yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 46]
(yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 46]
_2. Shalat_
Dalam penjelasan di kajian Shalat Khusyuk, Ust. Mardiyanto menyampaikan tingkatan kualitas shalat menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Tingkatan kualitas shalat tersebut dibagi 5 :
*(a) Mu'aqqab*
Artinya disiksa. Jadi, pada tingkatan ini orang melakukan shalat hanya sebagai formalitas saja. Banyak mengabaikan hal-hal seputar shalat, dari mulai wudhu, waktu shalat hingga rukun shalat.
Artinya disiksa. Jadi, pada tingkatan ini orang melakukan shalat hanya sebagai formalitas saja. Banyak mengabaikan hal-hal seputar shalat, dari mulai wudhu, waktu shalat hingga rukun shalat.
*(b) Muhasab*
Artinya dihisab. Syarat sah shalat dan rukunnya sudah hampir terpenuhi, tapi sayang masih sering melamun dalam shalatnya sehingga tidak sadar jika shalatnya sedang menemui Allah.
Artinya dihisab. Syarat sah shalat dan rukunnya sudah hampir terpenuhi, tapi sayang masih sering melamun dalam shalatnya sehingga tidak sadar jika shalatnya sedang menemui Allah.
*(c) Mukaffar 'Anhu*
Artinya diampuni dosanya dan kesalahannya. Pada tingkatan ini, mereka mampu menjaga shalat dan segala ruang lingkupnya, kemudian ia bersungguh-sungguh untuk melawan intervensi setan. Ia berusaha menghalau lamunan dan pikiran yang terlintas.
Artinya diampuni dosanya dan kesalahannya. Pada tingkatan ini, mereka mampu menjaga shalat dan segala ruang lingkupnya, kemudian ia bersungguh-sungguh untuk melawan intervensi setan. Ia berusaha menghalau lamunan dan pikiran yang terlintas.
*(d) Mutsabun*
Tingkatan mutsabun atau
yang diberi pahala memiliki ciri-ciri seperti tingkatan Mukaffar ‘Anhu.
Lebihnya adalah ia benar-benar iqamah (mendirikan shalat). Ia hanyut
dan tenggelam dalam shalat dan penghambaan kepada Allah.
*(d) Muqarab Min Rabbihi*
Yang terakhir adalah tingkatan yang paling hebat. Mereka yang menempati tingkatan ini adalah orang yang ketika shalat, hatinya langsung tertuju kepada Allah. Ia benar-benar merasakan kehadiran Allah. Tingkatan ini adalah Muqarrab min Rabbihi (didekatkan dari Allah).
Yang terakhir adalah tingkatan yang paling hebat. Mereka yang menempati tingkatan ini adalah orang yang ketika shalat, hatinya langsung tertuju kepada Allah. Ia benar-benar merasakan kehadiran Allah. Tingkatan ini adalah Muqarrab min Rabbihi (didekatkan dari Allah).
Orang yang berada di tingkatan ini bukan hanya mendapat pahala dan ampunan,
tetapi ia pun dekat dengan Allah karena shalat dijadikannya sebagai penyejuk
mata dan penentram jiwa.
Dari kelima tingkatan
tersebut, tingkatan (a) dan (b) dikategorikan shalatnya orang yang munafik.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ ۙ
Maka celakalah orang yang salat,
[QS. Al-Ma'un: Ayat 4]
Maka celakalah orang yang salat,
[QS. Al-Ma'un: Ayat 4]
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ ۙ
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
[QS. Al-Ma'un: Ayat 5]
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
[QS. Al-Ma'un: Ayat 5]
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَآءُوْنَ ۙ
yang berbuat riya',
[QS. Al-Ma'un: Ayat 6]
yang berbuat riya',
[QS. Al-Ma'un: Ayat 6]
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
[QS. Maryam: Ayat 59]
Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
[QS. Maryam: Ayat 59]
*Iman dan shalat.*
Dua kata sederhana, tapi
memiliki makna yang dalam hingga mempengaruhi kehidupan. Perlu kita renungi
bersama dua pertanyaan ini. Sudahkah kita beriman kepada Allah, sehingga mau
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Apakah kita termasuk
golongan orang-orang munafik terhadap Allah?
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا ۖ
Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),
[QS. Asy-Syams: Ayat 9]
Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),
[QS. Asy-Syams: Ayat 9]
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰٮهَا
ؕ
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
[QS. Asy-Syams: Ayat 10]
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
[QS. Asy-Syams: Ayat 10]
Semoga Allah mengampuni dosa
dan kesalahan kita. Aamiin. Mudah2an bermanfaat tulisannya.
Wintang (Jamaah SCI)
Posting Komentar