Halloween party ideas 2015

Al khusyu- Begini ceritanya, dulu saya setiap hari Minggu menga­jar tafsir Ibnu Abba­s di pesantren Al Ihya di Bogor, nah salah satu yang suka belajar tafsir itu Ustad Abu Sangkan. Ya, Alhamdulillah akhirnya sekarang bisa ketemu lagi, jadi bisa sa­ling mendo’akan. Saya juga bersyukur dan bangga punya ustad-ustad seperti Ustad Abu sangkan, Yusuf mansyur, Arifin Ilham, Ari Ginandjar juga. Ustad Arifin Ilham itu seti­ap lebaran kesini ngobrol, Yusuf Mansyur juga begitu, Ari Ginandjar juga. 

Saya memang senang sekali dengan merek­a anak muda yang maju, bukan justru membenci merek­a karena akan menyaingi, tapi justru ini adalah aset yang harus kita bangun bersama, yang harus kita majukan bersama dan harus kita ingat­kan juga kalau melakukan kesalahan. Begitu juga ustad Abu sangkan, saya jadi bagian dari mereka sekarang ustad-ustad muda ini, saya cinta sekali pada mereka- mereka para da’i muda ini.

Mengenai pengajaran shalat khusyu’­nya, Ya mudah mudahan saja akan berhasil baik. Namanya juga usaha untuk memperbaiki ibadah masyarakat, kan kalau shalat itu bagus, juga akan bagus perilaku orangnya. Sekarang saya juga punya santri yang hampir mirip dengan ustad Abu Sangkan, dan itu saya dorong saya bantu supaya maju, karena metode dakwah sekarang ini kan harus bervariasi.

Kalau ada yang mengatakan sesat atau bid’ah, Itu kadangkala karena orang yang bicara belum tahu saja, kalau dia sudah tahu betapa indahnya apa yang disampai­kan ustad Abu Sangkan, saya kira tidak akan ada masalah. Karena di kita ini ada kebiasaan menilai orang dalam waktu singkat tanpa dia mendalami apa yang disampaikan. Aliran sesat itu, adalah kalau gurunya tidak mau bersilaturah­mi, gurunya merasa benar sendiri, itu rata rata begitu. Tapi kalau gurunya mau mendengar, mau bersilahturahmi, kalau seandai­nya pun nanti ada kesalahan, bisa di hilangkan atau diperbaiki kesalahan itu.

Menurut saya Khusyu itu tidak tergesa-­gesa, tenang, dihayati, kecuali dalam berjamaah, ya lihat situasi dan kondisi tentunya. Rasulullah itu kalau shalat kan sampai bengkak kakinya ketika shalat, itu kan menggambarkan betapa shalatnya itu indah dan dihayati. Jadi saya kira kita terbiasa dengan pendekatan syah atau tidak. Yang penting syah shalat saya, apakah shalat saya lama atau cepat. 

Makanya banyak orang kalau shalat begitu cepatnya, yang penting syah, Allah kan tidak rewel kata mereka. Kalau begitu kan susah, siapa yang bilang Alla­h rewel, Cuma betul apa tidak? coba saja lihat kalau tarawihan, kadang satu nafas dari Bismillahi­romanirahim sampai waladdholim, apakah benar begitu shalat? Kalau syah, syah mungkin. Tapi kan hasilnya tidak membekas, kita tidak dapat merasakan indah dan nikmatnya shalat, ini kan harus dibangun.

Saya kira ustad Abu Sangkan dan ustad yang lain itu, menghadirkan kenikmat­an dalam beribadah, ustad Yusuf mansyur, menghadirkan kenikmatan dalam berinfaq, ustad Arifin menghadirkan kenikmatan dalam berzikir, pak Ari Ginandjar menghadirkan kenikmatan ketika kita beriman kepada Allah. Saya kira dengan jumlah yang bervariasi ini kalau disatukan akan dahsyat, luar biasa. 

Makanya saya tidak pernah melihat perbedaan, selama orang dengan para kiyai mau bersilahturahmi dan bisa diajak bicara, itu berarti ajarannya benar. Karena kalau aliran sesat itu, gurunya susah di koreksi tidak mau bergaul. (Rafles)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.